LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP)
DI SMK NEGERI 2 KOTA BANDUNG
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh :
UKA FAHRUROSID
E.0551.054370
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN
DIREKTORAT AKADEMIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI
SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI
A. Pendahuluan
Permasalahan adalah suatu proses pembelajaran untuk menuju suatu kesuksesan, masalah merupakan hal yang tidak bisa dicegah ataupun dihindari tapi masalah harus kita hadapi karena semua orang yang sedang dalam suatu perjalanan transisi hidupnya untuk menuju kearah yang lebih baik pasti akan menemui berbagai masalah. Masalah merupakan sesuatu yang timbul karena adanya tantangan, adanya kesaingan, ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduan arti, adanya halangan dan rintangan, adanya celah baik itu antar kegiatan atau fenomena. Ada beberapa ciri yang menunjukan masalah tersebut dinilai baik diantaranya adalah : masalah harus ada nilai penelitiannya, masalah haruslah fisibel, dan sebagainya. Selama mengikuti kegiatan program latihan profesi, mahasiswa praktikan dapat dipastikan akan menghadapi masalah-masalah yang tentunya menyangkut kegiatannya selama PLP. adanya masalah-masalah tersebut, maka mahasiswa praktikan harus dapat memperlakukan masalah tersebut supaya bernilai positif, atau mahasiswa praktikan harus dapat menyelesaikan masalah-masalahnya baik itu masalah individu atau kelompok, maka mahasiswa praktikan dituntut untuk mencari jawaban atas segala permasalahan yang timbul dengan berbagai cara. Baik itu diskusi dengan teman, dosen pembimbing, atau dengan guru yang bersangkutan.
Program Latihan Profesi (PLP) adalah salah satu program pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang pelaksanaannya wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa kependidikan sebagai satu mata kuliah kelompok PBM dengan bobot kredit 4 SKS selama satu semester untuk memperoleh gelar Strata-1 (S-1) kependidikan.
PLP Kependidikan ini, bertujuan agar para mahasiswa (praktikan) mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan, sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional. Pengalaman meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran baik yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab.
Selain tujuan umum tersebut, secara khusus PLP Kependidikan ini bertujuan agar para mahasiswa:
- Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akademik sekolah tempat latihan.
- Dapat menerapkan berbagai ketrampilan dasar keguruan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya.
- Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya, yang direfleksikan dalam perilakunya sehari-hari.
Pelaksanaan Program Latihan Profesi PLP UPI semester genap tahun ajaran 2009 / 2010 dilakukan di beberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh wilayah Jawa Barat. Salah satunya adalah Unit Mahasiswa Praktikan (UMP) SMK Negeri 2 Kota Bandung Jl. Ciliwung no.4 Telp./Fax (022) 4231857 Bandung 40114 yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2010.
Pelaksanaan PLP di SMK Negeri 2 Kota Bandung sebagaimana di unit-unit lainnya, tidak terlepas dari berbagai kendala dan masalah baik yang bersifat personal maupun unit secara keseluruhan. Pada bab ini, penulis berusaha merumuskan beberapa permasalahan yang bersifat substansial yang merupakan output dari hasil refleksi baik lanngsung maupun tidak langsung.
Selama PLP, penulis mendapatkan tugas untuk menyampaikan materi pada:
- Mata Pelajaran Gambar Teknik di kelas X TM 8
- Mata Pelajaran DKKTM di kelas XI TP 1
- Mendampingi Mata Pelajaran Gambar Teknik di kelas XIII TL
B. Permasalahan yang Dihadapi
Kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan suatu fenomena yang kompleks, dimana terdapat peristiwa di dalamnya dan segala sesuatunya sangat berarti dalam setiap kata, pikiran dan tindakan serta asosiasi dan juga sampai sejauh mana guru dapat mengubah lingkungan (kelas), presentasi dan rancangan/rencana pengajaran, selama proses belajar mengajar berlangsung (Lazonov, 1978).
Proses PLP ini, mewajibkan praktikan untuk menempuh beberapa kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Praktikan PLP secara nyata dan langsung ikut berpatisipasi dalam aktivitas kehidupan persekolahan. Pada proses pelaksanaannya, praktikan sebagai pemula tentu akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan program ini. Kesulitan-kesulitan yang dialami selama proses tersebut sangat beragam dari mulai penyusunan program rancangan pengajaran sampai kepada proses bimbingan dengan dosen luar biasa dan dosen tetap PLP.
Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan program Latihan Profesi di SMK Negeri 2 Bandung diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Pengajaran ( Bahan Pelajaran )
Penyusunan rencana pembelajaran merupakan suatu bagian terpenting dalam melaksanakan PLP. Dikatakan penting, karena untuk mahasiswa praktikan RPP tersebut merupakan acuan atau skenario yang harus dilalui tahap demi tahap dalam memberikan materi kepada siswa.
Dalam pelaksanaan PLP, setiap praktikan wajib dan menjadi syarat mutlak untuk membuat RPP, sebelum proses penampilan di dalam kelas atau lapangan, dengan terlebih dahulu mendapatkan bimbingan dan arahan dari dosen luar biasa. Dalam penyusunan RPP ini, setiap praktikan harus berpedoman pada program pengajaran setiap program diklat (bidang studi) serta kalender akademik.
Adapun keuntungan yang diperoleh dari pembuatan RPP adalah sebagai berikut:
- Mahasiswa praktikan akan lebih percaya diri dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, karena telah dipersiapkan sebelumnya.
- Mahasiswa praktikan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan alur yang telah direncanakan.
- Mahasiswa praktikan dapat menggunakan RPP tersebut untuk mengatur durasi penyampaian materi pembelajaran.
Pada kenyataannya ketika mahasiswa praktikan membuat RPP dengan baik, maka mahasiswa tersebut dimudahkan dalam praktik mengajar. Tetapi dalam pembuatan RPP tersebut terkadang menemui beberapa permasalahan. Adapun masalah yang muncul selama proses merumuskan RPP, antara lain:
- Pembuatan format RPP yang sesuai dengan kurikulum baru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan karena sekolah baru menggunakan kurikulum ini.
- Penentuan alokasi waktu yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kegiatan belajar mengajar.
- Penyusunan materi pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi yang ada.
- Penentuan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa di SMK Negeri 2 Bandung karena kultur dan kebiasaan di sekolah ini berbeda dengan sekolah lain.
- Penyesuaian metode penilaian, karena banyak jenis-jenis penilaian itu sendiri dan haruslah dicari metode penilaian yang sesuai dengan materi.
- Penyusunan RPP pertama sampai yang terakhir, masalah yang dialami pada umumnya mengenai skenario pembelajaran, yaitu waktu yang telah ditentukan tidak sesuai dengan apa yang dilakukan pada saat melakukan proses belajar mengajar dikelas.
2. Proses Penampilan
Proses penampilan dapat dikatakan tatap muka di kelas, merupakan bagian terpenting dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana terjadi interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan materi.
Proses penampilan ini, membutuhkan kesiapan mental, kestabilan emosi dan menuntut penguasaan materi serta kemampuan atau teknik penyampaian materi, sehingga akan terciptanya suasana belajar yang kondusif, edukatif, dan komunikatif. Dan secara tidak langsung siswa akan memperoleh waktu aktif belajar sesuai dengan perencanaan.
Pada saat proses penampilan di kelas, kegiatan pembelajaran harus sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Namun pada kenyataannya terkadang terjadi penyimpangan dari rencana yang telah disusun. Meskipun RPP telah ada namun terkadang kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah disusun praktikan.
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada saat proses belajar mengajar berlangsung, antara lain:
- Pada saat pertama kali tampil di depan kelas, penulis merasa ada perasaan tegang dan sikap canggung untuk mengadakan interaksi dengan siswa.
- Praktikan belum dapat menguasai kelas dan kesulitan membuat siswa fokus pada kegiatan pembelajaran, terutama pada saat penampilan pertama, hal ini disebabkan karena mengajar merupakan hal yang baru bagi praktikan.
- Sulitnya menyampaikan materi dengan jelas karena masih kurangnya penguasaan praktikan terhadap materi yang harus disampaikan dan karena terbatasnya sumber materi yang didapat.
- Sulitnya menerapkan metode dan strategi pembelajaran ke dalam situasi di dalam kelas dengan karakteristik dari siswa SMK sehingga sulit membuat siswa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.
- Pemanfaatan waktu ketika melaksanakan belajar mengajar belum sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat.
- Praktikan belum dapat mengendalikan siswa yang kurang berdisiplin saat proses KBM berlangsung.
3. Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 2 Kota Bandung meliputi:
- OSIS
- Olahraga (Basket, Tae Kwon Do, Voli, Badminton, dll)
- PMR
- Paskibra
- dan sebagainya
Untuk itu, praktikan harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Akan tetapi, praktikan tidak dapat berpartisipasi memberikan bimbingan kepada semua kegiatan ekstrakurikuler, berhubung dengan jadwal kegiatan ekstrakurikuler sama dengan waktu mengajar dan bahkan jadwal off untuk bimbingan tugas akhir.
4. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Selama kegiatan PLP di SMK Negeri 2 Kota Bandung selain disamping mengajar, praktikan dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolah seperti bersosialisasi dengan Kepala Sekolah, staf Pengajar, staf Tata Usaha serta hubungan dengan siswa. Para pratikan sebagai calon tenaga pendidik berperan serta aktif dalam berbagai aktifitas yang ada di sekolah, yaitu:
a. Mengikuti upacara bendera
Upacara bendera ini, dilaksanakan setiap hari Senin pada jam pertama dan hari-hari besar lainnya. Selain itu juga, dilaksanakan apel pagi setiap hari yang wajib diikuti oleh seluruh siswa selama kurang lebih 30 menit, dari mulai pukul 06.45 wib.
b. Melaksanakan Piket
Berpartisipasi dalam piket kegiatan belajar mengajar (KBM). Kegiatan ini terkadang lebih repot dari mengajar. Kegiatan yang dilaksanakan adalah mengontrol kehadiran guru dan siswa, memberikan tugas jika ada guru yang berhalangan hadir, mengawasi ulangan dan memencet bel setiap satu jam pelajaran, memantau kelancaran dan ketertiban proses KBM, mencatat kejadian yang penting pada hari tersebut, menangani,menerima tamu atau orang tua siswa untuk diteruskan kepada wali kelas, BP, dan yang berkepentingan.
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan piket adalah :
- Kedisiplinan siswa dan guru sendiri yang masih kurang sehingga terkadang tidak ada pengaruh yang besar dari piket itu sendiri.
- Keterbatasan praktikan dalam menghapal nama-nama guru, mengenal dan memahami jadwal, ruang, dan guru yang ada disekolah.
- Prosedur surat izin masuk ataupun keluar yang masih belum jelas.
c. Menjaga Perpustakaan
Partisipasi dalam kegiatan pengembangan perpustakaan. Dalam kegiatan ini, pratikan dituntut untuk memberikan pelayanan pembaca dan yang meminjam buku, merekap buku keluar-masuk, menertibkan koran baru, labelisasi, penomoran, membereskan buku, dan tata letak ruangan.
d. Melaksanakan Piket di BK
Partisipasi dalam bimbingan dan penyuluhan. Praktikan dituntut belajar bagaimana untuk menghadapi orang tua siswa yang bermasalah maupun guru yang mengalami kendala dalam proses kegiatan belajar-mengajar ataupun menghadapi siswa/orang tua dan memahami psikologi tiap individu perorangan yang berbeda-beda.
e. Partisipasi apel pagi
Kegiatan apel pagi memerlukan praktikan PLP dimana ikut mempersiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan apel pagi, mengecek kelengkapan seragam siswa, bahkan bertindak sebagai Pembina apel pagi yang bertugas memberikan dan menyampaikan materi pada apel pagi tersebut.
5. Proses Bimbingan
Untuk kelancaran dan pencapaian tujuan PLP diperlukan adanya bimbingan dan arahan dari semua pihak terutama pembimbing, selama kegiatan PLP ini, praktikan dibimbing oleh tiga orang dosen yaitu Dosen Mata Diklat, Dosen Luar biasa, dan seorang Dosen Tetap.
a. Dosen Luar Biasa (DLB)
Dosen Luar Biasa (DLB) memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pratikan di sekolah. Kegiatan praktikan secara intensif diberikan bimbingan langsung oleh DLB secara formal maupun informal. DLB juga memberikan masukan kepada praktikan tentang proses belajar mengajar di kelas yang telah dilaksanakan setiap pertemuan. Bimbingan dengan dosen luar biasa berupa kegiatan konsultasi masalah-masalah yang dihadapi oleh praktikan, seperti:
- Situasi, kondisi siswa dan sekolah
- Mengasistensikan bahan ajar sebelum proses belajar mengajar di kelas berlangsung.
- Menanyakan dan mendiskusikan hal-hal materi pelajaran yang kurang di mengerti oleh praktikan.
- Mengasistensikan hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan kisi-kisi soal, penyusunan soal, kriteria soal ( mudah, sedang, atau sukar).
Permasalahan yang timbul dalam proses bimbingan dengan dosen luar biasa adalah kebebasan yang diberikan pada praktikan untuk mengembangkan sendiri setiap rencana pengajaran dan bahan ajar yang akan diberikan tanpa adanya pengarahan lebih lanjut.
b. Dosen Tetap (DT)
Dosen tetap adalah dosen pembimbing dari pihak Universitas. Proses pembimbingan dengan dosen tetap tidak terlalu intensif. Hal ini terjadi karena adanya masalah dalam pengaturan jadwal bimbingan yang kurang sinergis. Hal ini dapat dimaklumi karena rata-rata dosen tetap memiliki jadwal yang cukup padat, sehingga sulit untuk mengkompromikan waktu bimbingan.
c. Supervisor
Supervisor adalah seseorang yang bertanggung jawab atas keberadaan mahasiswa praktikan di suatu sekolah. Dengan adanya supervisor tersebut, mahasiswa PLP dapat memperjuangkan hak-haknya yang harus diterima. Mengenai tugas dan wewenang dari supervisor, sudah jelas. Tetapi untuk mengetahui lebih jauh tentang tugas dan wewenag dari supervisor, karena beliau tidak hanya mengurusi mahasiswa praktikan di satu sekolah, tetapi di beberapa sekolah, sehingga kemunginan untuk bertemu beliau sangat kecil, dengan demikian sudah jelas untuk mengetahui tentang tugas beliau akan terhambat.
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIHADAPI
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya masalah dalam proses pelaksanaan PLP. Faktor-faktor tersebut muncul sebagai akibat dari keterbatasan kapasitas praktikan dan resources yang dimiliki oleh masing-masing pihak. Akibatnya diperlukan usaha kompromisasi yang mampu mengidealisasi dan memediasi kekurangan-kekurangan tersebut.
Beberapa masalah serta kesulitan yang dihadapi penulis selama menjadi praktikan di SMK Negeri 2 Kota Bandung diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
- Perbedaan persepsi dalam merealisasikan satpel dan renpen di SMK Negeri 2 Kota Bandung dengan yang diperoleh praktikan dibangku kuliah. Misalnya menentukan kata kerja operasional yang tepat dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus dan penentuan kondisi pembelajaran agar materi pelajaran dapat diterima oleh siswa sesuai tujuan pada GBPP.
- Faktor kebiasaan. Sebelum mengikuti PPL pratikan jarang sekali mendapat tugas menulis satpel dan renpen, sedangkan ketika mengikuti PPL 2 kali seminggu pratikan harus membuat satpel dan renpel. Hal tersebut terkadang menjadi suatu kesulitan bagi praktikan untuk mengerjakannya karena tidak biasa dan kesulitan juga karena harus menguasai materi sebelum penampilan.
- Tuntutan penguasaan siswa yang sesuai dengan GBPP dan kurikulum KTSP, yang dituangkan dalam Tujuan Pembelajaran, penulis mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kesesuaian TPK (Tujuan pembelajaran khusus). Hal ini disebabkan penulis belum menguasai materi seluruhnya.
B. Proses Penampilan
Faktor penyebab dari masalah-masalah yang dialami praktikan selama proses penampilan di kelas antara lain:
- Masih merasa canggung di depan siswa pada pertemuan pertama.
- Urutan materi masih tumpang tindih karena belum terbiasa dan masih harus banyak berlatih.
- Belum memahami situasi, kondisi dan karakter siswa yang sebenarnya untuk menentukan pendekatan metode apa yang cocok untuk digunakan di kelas agar proses belajar mengajar bisa berjalan optimal.
- Kurangnya pengalaman praktikan tampil didepan kelas. Praktikan hanya didasari oleh pengalaman micro teaching pada mata kuliah strategi belajar mengajar (SBM).
- Adanya perbedaan situasi dan karakteristik dari 3 kelas yang dipegang praktikan (X TM 8, XI TP 1 dan XII TL) sehingga memerlukan proses adaptasi dan pendekatan yang berbeda agar kegiatan pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik.
- Persiapan untuk setiap penampilan tidaklah sama, terkadang praktikan merasa siap dan bersemangat tetapi dilain waktu praktikan merasa tidak siap dan kurang semangat.
- Metode yang digunakan oleh praktikan terkadang kurang tepat, sehingga siswa yang aktif hanya beberapa orang tertentu saja dengan orang yang sama.
C. Bimbingan Belajar dan Ekstrakurikuler
Permasalahan yang dialami praktikan untuk membimbing kegiatan ekstrakurikuler disebabkan:
- Waktu Pengaturan jadwal ekstrakurikuler yang bertepatan dengan kegiatan belajar mengajar (KBM). Kebijakan yang berlaku di SMK Negeri 2 Kota Bandung tentang masalah ekstrakurikuler yaitu pengkhususan waktu kegiatan tersebut untuk para siswa kelas satu dilaksanakan setiap hari sabtu setelah jam keempat pelajaran, sehingga siswa belajar setengah hari. Sedangkan praktikan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) setiap hari sabtu bertepatan dengan waktu kegiatan ekstraskurikuler. Menurut penulis hal ini disebabkan karena tidak adanya informasi yang jelas tentang teknis pelaksanaan, dengan kata lain belum ada komunikasi yang baik antara praktikan dan pihak sekolah.
- Minat dan Kemampuan Tidak semua pratikan memiliki minat yang sama untuk semua jenis kegiatan dan yang terpenting adalah kemampuan pratikan di bidang tersebut.
D. Partisipasi dalam Kegiatan di Lingkungan Sekolah
Praktikan tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar dalam hal partisipasi dengan lingkungan sekolah. Hal ini, tercapai karena adanya kerja sama, bantuan dan dorongan dari pihak sekolah. Pengaturan jadwal yang tepat untuk setiap praktikan sangat membantu dalam melaksanakan setiap kegiatannya dengan baik, sehingga praktikan dapat mengikuti dan berpartisipasi dalam kehidupan sekolah.
Permasalahan yang timbul hanyalah dari pihak praktikan, tidak semuanya dapat mengikuti karena kurangnya kepedulian serta tanggung jawab dari praktikan itu sendiri. Selain itu, karena kurangnya waktu adaptasi dengan lingkungan sekolah, sehingga tidak semua dapat praktikan kuasai. sedangkan dari pihak sekolah kurangnya kepedulian dan koordinasi guru untuk ikut serta dalam kegiatan dan kehidupan sekolah.
E. Proses Bimbingan
Proses bimbingan dengan dosen luar biasa tidak berlangsung secara rutin dan intensif disebabkan oleh jadwal praktikan dan dosen luar biasa tidak ditetapkan. Tetapi proses bimbingan ini, tidak mengalami masalah karena praktikan selalu dapat berkomunikasi dan melakukan bimbingan kapan saja, sehingga walaupun tidak secara formal dalam waktu yang lama , proses bimbingan tetap dapat dilakukan.
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Setelah penulis mengidentifikasi masalah dan faktor penyebabnya, maka berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi permasalahan. Dalam upaya menanggulangi permasalahan, praktikan melakukan segala upaya secara maksimal dan optimal walaupun pada pelaksanaannya masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Berikut upaya yang praktikan lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi :
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berkaitan dengan masalah yang dialami praktikan dalam penyusunan RPP, praktikan berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan pembuatan RPP Adapun usaha-usaha yang dilakukan praktikan antara lain :
- Berusaha mencari dan menyesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
- Berkonsultasi dengan dosen mata diklat dan luar biasa mengenai format RPP menurut kurikulum baru.
- Mempelajari secara lebih mendalam mengenai cara pembuatan rencana pembelajaran yang baik dari berbagai buku sumber rujukan yang relevan.
- Dalam pengalokasian waktu disesuaikan dengan jam pelajaran yang disediakan, sedangkan materinya disesuaikan dengan waktu yang ada berdasarkan sub pokok bahasan yang akan diajarkan.
- Menyesuaikan materi ajar dengan silabus yang ada.
- Optimalisasi fasilitas yang tersedia untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
- Berdiskusi dengan rekan-rekan PLP yang lain, terutama untuk membahas penyusunan RPP.
- Dalam penyusunan RPP pertama dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk penyusunan RPP selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan dan sesuai dengan kenyataan pada saat melakukan proses belajar mengajar di kelas.
B. Proses Penampilan
Masalah saat proses penampilan merupakan masalah yang paling dominan, mengingat proses penampilan memakan waktu yang lebih banyak dibandingkan kegiatan lain. Untuk mengatasi permasalahan dalam proses penampilan, praktikan melakukan berbagai upaya sebagai berikut :
- Berkonsultasi dengan dosen mata diklat dan dosen luar biasa mengenai bagaimana cara mengatasi siswa.
- Melakukan persiapan materi sebelum tampil baik, baik melalui membaca buku ataupun sumber lainnya serta berdiskusi dengan praktikan lain yang mengajar mata diklat yang berbeda.
- Mencoba mendekati siswa dan lebih memperhatikan mereka sehingga dapat lebih menghargai praktikan.
- Selalu mengingatkan siswa akan tugas-tugas yang diberikan pada siswa setiap kali tatap muka serta memperingati bahwa tugas yang diberikan berpengaruh terhadap nilai.
- Menegur siswa yang tidak memperhatikan secara baik-baik serta memberikan perhatian khusus pada siswa tersebut.
- Mengkombinasikan antara teori dan praktikum sehingga siswa tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran.
- Berusaha membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan materi seperti soal-soal latihan.
- Bersikap tenang dan berusaha memberikan variasi metode mengajar.
- Mengikuti kegiatan informal dengan melakukan pendekatan kepada peserta didik.
C. Bimbingan belajar ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya dilaksanakan dengan tujuan untuk menunjang kegiatan kurikuler dan untuk meningkatkan kepribadian serta penyaluran bakat dan minat serta keterampilan peserta didik. Kegiatan ini penting untuk memberikan pengayaan, kemampuan dan pengalaman bagi peserta diklat di luar tugas utamanya belajar di kelas. Keberhasilan program ekstrakurikuler tidak lepas dari peranan berbagai pihak baik guru, peserta didik dan masyarakat. Oleh karena itu, bimbingan praktikan sangat diharapkan, dengan jiwa dan semangat mudanya praktikan mampu memberikan motivasi bagi pengembangan minat dan bakat peserta diklat.
D. Partisipasi dalam kehidupan sekolah
Upaya-upaya yang dilakukan praktikan untuk mengatasi kendala-kendala pada partisipasi dalam kehidupan sekolah ini adalah :
- Melakukan adaptasi dengan tata aturan dan kebiasaan yang ada di SMK Negeri 2 Bandung.
- Meluangkan waktu untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang ada di SMK Negeri 2 Bandung.
- Berusaha menepati jadwal aktivitas di sekolah yang telah disepakati.
- Berusaha bersosialisasi dengan siapapun yang ada di lingkungan SMK Negeri 2 Bandung.
- Memberikan contoh yang baik pada siswa.
- Berusaha memposisikan diri pada saat jadi guru dan pada saat jadi teman curhat apabila ada siswa yang mengalami masalah baik formal maupun non formal.
E. Proses bimbingan
Pihak yang terlibat secara langsung dan intensif membimbing praktikan adalah Dosen Luar Biasa (DLB). DLB memiliki peran sebagai pembimbing, pengarah, dan sekaligus memberikan evaluasi bagi praktikan harus senantiasa berhubungan secara langsung, intensif, dan interaktif. Baik proses bimbingan yang menyangkut formal satpel dan renpen, bimbingan untuk kegiatan penampilan, atau partisipasi dalam kegiatan bimbingan ekstrakulikuler.
Upaya dilakukan untuk mengoptimalkan bimbingan yakni dengan:
- Membuat kesepakatan untuk melakukan bimbingan, dengan menentukan jadwal. Baik untuk jadwal bimbingan formal maupun jadwal bimbingan yang tidak formal.
- Berperan aktif dan proaktif melakukan bimbingan. Semua yang disepakati untuk dikerjakan oleh pembimbing dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu.
Sedangkan untuk permasalahan yang berhubungan dengan supervisor dan dosen tetap PPL, upaya yang dilakukan dengan melakukan inisiatif sendiri untuk menghubungi supervisor dan dosen tetap PPL, untuk bimbingan. Dengan demikian proses bimbingan akan tetap berjalan dengan lancar.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil refleksi dari pengalaman penulis selama mengikuti dan melaksanakan PLP di SMK Negeri 2 Bandung, maka penulis dapat merumuskan beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
- PLP merupakan langkah yang sangat penting dalam membentuk pribadi guru yang professional, sehingga para calon pendidik mendapat seperangkat pengetahuan, sikap serta tingkah laku yang diharapkan dapat menunjang keberhasilan pendidikan.
- PLP berkontribusi besar terhadap usaha idealisasi kekurangan-kekurangan yang ada pada proses perkuliahan yang masih sangat teoritis.
- Bimbingan dan pengarahan dosen luar biasa, koordinator DLB dan dosen tetap memegang peranan yang penting bagi keberhasilan praktikan dalam setiap kegiatan PLP.
- Pendekatan yang bersifat kekeluargaan baik dari praktikan maupun dari pihak sekolah merupakan pendekatan yang sangat tepat dan menunjang dalam pelaksanaan PLP.
- PLP dapat membentuk soft skill dalam diri praktikan. Hal ini sangat penting, karena dalam PLP banyak kemampuan-kemampuan teknis yang berkaitan dengan organizational skill, communication skill, dan leader skill yang ditawarkan, yang nantinya dapat membentuk personal excellence.
B. Saran
1). Untuk Negeri 2 Kota Bandung
- Tetap menjaga prestasi kerja serta mempertahankannya sebaik mungkin, karena mempertahankan prestasi kerja merupakan beban berat bagi suatu lembaga pendidikan formal yang cukup ternama.
- Tetap berpedoman pada sikap terbuka dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang ingin menimba pengalaman atau mempelajari kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini.
- Guna menghasilkan alumni lulusan SMK Negeri 2 Kota Bandung yang berpotensi, maka kedisiplinan dan kepemimpinan agar tetap dipertahankan dan tingkatkan, begitu pula bagi seluruh personil sekolah.
2). Untuk pihak Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian Direktorat Akdemik UPI
- Partisipasi Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian Direktorat Akademik UPI selama praktikan melaksanakan PLP diharapkan lebih ditingkatkan.
- Pembekalan kiranya lebih intensif dan ditingkatkan, karena selama ini pembekalan yang diberikan Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian Direktorat Akdemik UPI kurang bisa dirasakan manfaatnya dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan PLP.
- Adanya hubungan lisan maupun tertulis antara Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian Direktorat Akdemik UPI dengan sekolah yang bersangkutan maupun dengan mahasiswa PLP, hubungan dan komunikasi rutin akan menambah suksesnya pelaksanaan yang lebih baik.
- Hendaknya baik dosen pembimbing maupun supervisor lebih sering memonitor sehingga komunikasi akan memperlancar dalam menghadapi kesulitan dengan pemecahan secara periodik dalam meningkatkan mutu mahasiswa PLP UPI.
3). Siswa
- Hendaknya lebih mendisiplinkan diri akan hal- hal yang berkaitan dengan peraturan sekolah.
- Memperbaiki sistem belajar yang selama ini dilaksanakan.
- Ikut berperan serta dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah, ataupun dengan ikut serta dalam kegiatan ekstrakulikuler yang ada.
- Memperbaiki sikap dan perilaku yang kurang terpuji.
- Tingkatkan kesadaran dan tanggung jawab pada setiap sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
- Lebih berperan aktif dalam hal pengembangan sekolah, terutama dengan memberikan sumbang saran ataupun menyampaikan semua keluhan akan permasalahan yang terjadi kepada pihak sekolah.
4). Untuk pihak praktikan
- Harus selalu mengkonsultasikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kepada dosen luar biasa dan dosen tetap PLP ataupun kepada guru-guru dan semua pihak yang menjadi tata laksana sekolah.
- Harus mempunyai kepercayaan diri dan tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakn proses belajr mengajar.
- Harus mempersiapkan dengan baik materi pelajaran dengan perencanaan yang benar-benar matang dan diperhitungkan sebelum memulai melaksanakan proses belajar mengajar.
- Dibutuhkan kesabaran, katerampilan, kemampuan, kesadaran dan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang diberikan.
- Harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, pimpinan sekolah, staf guru, staf tata usaha maupun dengan para siswa dengan baik.