Tips Menangani Kritik dan Kemarahan

Tips Menangani Kritik dan KemarahanKetika menyadari bahwa segala hal tidak berhasil sebagaimana yang kita inginkan, kita merasa tertekan dan terdesak. Dua langkah yang pada umumnya diambil adalah mengkritik orang-orang yang sepertinya menjadi penyebab dari tidak terpenuhinya keinginan kita atau merencanakan sesuatu dengan orang-orang yang berkaitan dengan proyek itu. Pada dasarnya, tidak terpenuhinya harapan dapat menyebabkan kita mengkritik orang lain. Kehidupan memberi kita berbagai situasi. Semua situasi itu tidak tidak tepat seperti yang kita harapkan atau kita sukai. Allah SWT telah menciptakan setiap orang dengan berbeda-beda. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai setiap situasi atau peristiwa. Ada lebih dari satu cara dalam melakukan hal yang sama. Pertanyaannya, meskipun menyadari bahwa kritikan dan kemarahan adalah sia-sia, mengapa kita masih membiarkan musuh yang mematikan ini menyergap kita.

Salah satu cara untuk menangani situasi seperti ini adalah dengan menuliskan pikiran kita tentang mengapa kita bersifat suka mengkritik dan bersikap menjengkelkan. Sering kali, setelah menulis semua ini, kita baru menyadari telah membuat hal yang kecil menjadi besar. Menuliskan pikiran anda yang suka mengkritik dan marah itu bagaikan pilihan undo pada komputer.

Suatu situasi kemarahan atau kritikan dapat dihilangkan dengan menggunakan pilihan ini. Kita dapat membebaskan diri dari kritikan, kemarahan yang tidak masuk akal, kekerasan, serta kesalahan kita jika kita dapat memisahkan hal-hal itu dengan jelas di dalam pikiran dengan menuliskannya di atas kertas.

Terkadang, kritikan dapat dibenarkan untuk “mengantarkan” suatu maksud. Kenyataannya, dalam kehidupan yang sebenarnya, orang yang dikritik itu memperhatikan emosi kita, bukan pada pokok permasalahan yang ingin kita jelaskan. Apa yang kita katakan dalam kritikan lebih menarik perhatian dibandinkang mengapa kita mengkritik. Kenyataan lainnya adalah orang yang kita kritik biasanya melakukan pendekatan defensif dan pembenaran diri. Secara rasional, orang yang dikritik cenderung menerima suatu argumen. Akan tetapi, kritikan yang masuk akal, tidak peduli betapapun itu dibenarkan, selalu menimbulkan rasa dendam.

Memang benar, terkadang kritik itu perlu untuk mendapatkan hasil atau meraih suatu sasaran khusus. Namun, harus selalu diingat bahwa manusia dapat menjadi sangat tidak rasional. Terkadang, alasan yang paling masuk akal pun tidak menggerakkan mereka, terlebih ketika itu adalah masalah yang menyangkut kehormatan dan harga diri mereka. Kritikan apapun berakibat merendahkan harga diri seseorang. Karena itu, suatu pendekatan yang menghasilkan keuntungan maksimal dengan perselisihan minimal akan memberikan hasil terbaik.

Bagaimana kita mempraktikkannya?

Ada sejumlah teknik yang dengannya kita dapat mengendalikan naluri kita yang suka mengkritik dan marah. Kita harus berusaha mengurangi kecenderungan suka mengkritik.

Salah satu pendekatan terbaik adalah dengan menghitung perlahan-lahan sampai 10 ketika kita marah dan cenderung suka mengkritik. Logikanya adalah ketika marah, kita kehilangan rasa keseimbangan dan rasionalitas. Kita mengucapkan kata-kata kritikan tanpa menyadari kegawatannya. Dengan menghitung sampai 10, secara seketika akan memindahkan fokus, dan karenanya akan mengganti keadaan pikiran. Hal ini akan memberikan waktu untuk perasaan yang lebih baik dalam mengusai keadaan. Dengan melakukan ini, kita dapat mencegah dari berbuat hal-hal atau menyatakan pikiran yang akan kita sesali kemudian.

Setiap penundaan dalam menangani suatu masalah dapat menimbulkan hilangnya kesempatan untuk membatasi kerugian. Hidup memberi kita berbagai situasi dan pilihan untuk marah, tetap tenang, mengkritik, atau memuji orang. Mengeraskan sikap menyebabkan sebagian besar orang membenarkan pendirian mereka. Dalam situasi seperti itu, orang memakai kalimat seperti “Tidak ada salahnya saya menyerang apa yang dikatakannya”.

Manusia cenderung mengendalikan perasaan sendiri, meskipun ia mungkin sudah memulai pergumulan itu dan orang lain hanya membalas [dendam].

Teknik lain untuk mengendalikan kemarahan adalah, alih-alih berteriak atau memekik, dengan mengambil sehelai kertas dan tuliskan apa saja yang ingin anda katakan pada orang yang ingin anda kritik. Jangan menyunting atau memperhalusnya. Tuliskan persis apa yang ada dalam benak anda, termasuk kata-kata makian atau kotor, atau kata-kata yang tidak pantas untuk wakil rakyat. Proses penulisan ini justru akan melepaskan kritikan dan kemarahan anda. Juga, akan membuat anda merasa lebih baik. Tunjukkan semua makian yang anda ingin tumpahkan pada orang itu. Simpanlah surat itu, bacalah beberapa kali. Kegiatan ini akan membuat anda mampu mengeluarkan isi hati dan anda akan menyadari kesia-siaan kritikan itu. Hal ini adalah pilihan undo. Setelah beberapa saat, anda sendiri yang akan menghancurkan kertas itu. Jika anda merasa masih perlu melakukannya dan anda merasa ia dapat dibenarkan, sampaikan dengan pokok-pokok yang sama, tetapi dengan cara yang sopan, entah secara lisan atau melalui surat. Anda selalu dapat menyampaikan rasa tidak senang secara santun. Praktikan hal ini dalam tulisan. Hal ini juga akan membuat anda mampu melakukannya dalam pidato. Beberapa orang menggunakan kemarahan dan kritik agar tuntutan mereka dikabulkan, seperti anak-anak yang menggertak orang tuannya dan mengeluarkan amarah yang hebat untuk mencapai maksudnya. Pendekatan ini mungkin berhasil dengan anggota keluarga anda, tetapi tidak untuk orang luar yang mungkin tidak akan setoleran orang tuan anda.

Kritik dan kemarahan yang disalurkan dengan baik dapat menghasilkan energi luar biasa yang dapat mengarahkan pada pencapaian yang luar biasa. Energi ini dapat digunakan dengan cara yang tepat dari pada anda memecahkan peralatan rumah atau kehilangan kendali atas orang lain. Ketika benar-benar marah, anda dapat menyembuhkannya dengan melakukan olah raga fisik yang menuntut, seperti tenis, bulutangkis, squesh, hoki, sepakbola, dan kriket. Ketika memukul bola, berpura-puralah anda sedang memukul orang yang membuat anda marah. Permainan atau olahraga yang dilakukan dengan bersemangat dapat membantu anda melepaskan amarah tanpa melukai siapa pun.

Misalnya, jika anda marah terhadap seseorang dan anda barmain hoki atau sepakbola, anda dapat men-smash bola dan merasa lega tanpa harus terlihat bodoh. Permainan yang penuh semangat bahkan dapat membuat anda menang. Namun, salah satu efek yang pasti adalah kemarahan dan kritikan anda dapat menipis. Pada saat yang sama, anda sudah menyalurkan bahaya menuju pencapaian yang positif. Bagi anda yang berjiwa artistik, cara lain untuk melepaskan amarah adalah dengan menulis puisi atau melukis. Anda dapat membalas dengan dengan cara yang sopan melalui aktivitas itu dan tetap mempertahankan keseimbangan anda. Juga, anda dapat membuat gambar lucu mengenai seluruh masalah dan memperolok, atau mungkin juga dapat dihiasi dengan lelucon orang melalaui gambar itu.

Terkadang, marah terhadap sistem dan masyarakan membuat orang sinis. Hal ini dapat menimbulkan pandangan negatif mengenai segala sesuatu. Adalah penting untuk menjaga diri kita agar tidak menjadi sinis. Sebagai gantinya, lakukan sesuatu untuk meralat sistem itu, seperti menulis surat untuk surat pembaca di surat kabar mengenai permasalahan yang membuat anda mengkritiknya. Pada beberapa kejadian, ketidakefisienan administrasi atau ketidakadilan terhadap orang lain memancing kita untuk marah. Salah satu cara untuk merasionalisasi amarah adalah berusaha sebaiknya untuk menyerang permasalahan dan sistem itu, bukan secara individual, jika kesalahannya terletak pada sistem dan bukan pada individunya. Akan tetapi, jika kesalahannya terletak pada individunya, tunjukkan penyelewengan itu dan jangan menyalahkannya. Hal ini akan memotivasi individu itu agar lebih memperhatikan pekerjaannya dan menjamin agar penyelewengan serupa yang menimbulkan kritik itu tidak akan terjadi lagi.