Pengorbanan Cinta Sejati Pada Tuhan San Pencinta Hakiki

“tiada sekali-kali engkau gapai kemuliaan sampai engkau mampu menafkahkan apa yang paling engkau cintai dari dirimu”


Pengorbanan Cinta Sejati Pada Tuhan San Pencinta HakikiTuhan adalah sang pencinta hakiki. Namun ia tidak akan memberikan cinta sejati-NYA bila yang mencoba mendekati-NYA tak memberikan cinta murninya dan menafikan cintanya kepada yang lain.

Tuhan takkan menyambut cinta hartawan, bila harta masih membelit fikiran dan angan. Ia takkan menerima rayuan sang rupawan bila keelokan masih menjadi dasar kekaguman. Ia takkan menyambut sapaan sang pencinta bila pujaannya masih tujuan utama kasih sayang.

Tuhan ingin memiliki cintamu penuh. Tuhan menginginkan bukti kesejatian cintamu. Bila ia meminta, maka yang Ia inginkan dari yang kau beri adalah apa yang paling engkau cintai dan sukai. Karena dengan itu berarti kau telah mampu membuktikan hakekat cintamu pada-NYA. Dengan itu cintamu tidak mendua. Karena mana mungkin kau katakana dengan dengan lembut bahwa kau mencintai-NYA sementara harta yang kau miliki masih menjadi bayanganmu, karena tidak mungkin kau bisikkan dengan syahdu bahwa kau adalah kekasih-NYA sementara kesenangan duniawi menjadi dambaan hasil kerjamu.

Lihatlah contoh sang pengorban cinta sejati yang menjadi kekasih-kekasih Tuhan dalam kitab sucimu. Tidakkah kau nanya Ibrahim mengorbankan cinta pada anak dambaannya untuk dianugerahkan pada-NYA. Tidakkah kau lihat Ismail yang mengorbankan cinta pada nyawanya demi menggapai cinta Rab-nya. Tidakkah terfikir olehmu Hajar yang merelakan kecintaan pada anak tunggal yang ia lahirkan demi kasih pada Khaliq-nya. Tidakkah terlintas olehmu Yusuf yang lebih memilih penjara, Nuh yang melihat kematian anaknya di depan mata kepalanya, Masyithah yang mengorbankan nyawa diri dan keluarganya, Bilal yang memasrahkan kulitnya terbakar hangus dan para muhajirin yang menerpa panas gersangnya padang gurun, serta para Anshar yang meridhai makanan, rumah dan harta mereka untuk berbagi demi-NYA. Semua adalah para pengorban cinta. Cinta pada harta, keluarga bahkan nyawa. Cinta perlu pengorbanan. Namun tidak setiap yang kau korbankan demi cinta pada kekasih manusiamu kan kau dapatkan balasan darinya seperti apa yang kau korbankan untuknya. Tetapi pengorbanan sebagai bukti cintamu pada-NYA akan membawamu pada pemberian yang lebih dan berlipat dari apa yang kau korbankan.

Lihatlah kembali apa yang terjadi kepada para pengorban cinta itu… Mereka tidak pernah kehilangan apa yang mereka korbankan sebagai bukti kesejatian cinta. Mereka tak kehilangan anak istri, harta kekayaan bahkan nyawa.

Permisalan bagi mereka yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti satu bibit yang tumbuh menjadi tujuh cabang, setiap cabang memiliki seratus bibit. Allah melipatgandakan bagi siapa yang ia kehendaki…


Jangan engkau mengira mereka yang gugur dalam fi sabilillah itu mati, tetapi sesungguhnya mereka hidup, hanya saja kalian tidak merasakannya.


Itulah hakekatnya. Karena yang mereka cintai adalah Ia Sang Pencinta yang Maha Kaya. Yang menjadi sumber cinta yang damai, mata air kasih yang memberi lebih. Ia tidak butuh sama sekali dengan apa yang ada padamu, yang Ia ingin lihat adalah sejauh mana pengorbananmu dengan menafikan cintamu pada sesuatu selain-NYA.

Karena itu Ia selalu merespon lebih besar dari setiap upaya pengorbanan yang engkau berikan sebagai untukapan rasa cintamu pada-NYA. Bila kau cintai Ia sejengkal akan Ia balas sedepa, bila kau cintai Ia sedepa akan Ia balas sehasta, bila kau cintai Ia dengan berjalan, Ia akan balas dengan berlari.

Tuhan adalah Sang Pecinta sejati. Namun tiada kau dapat kesempurnaan cinta-NYA bila belum mampu mengorbankan cinta itu sendiri. Karena itu pengorbanan cinta adalah sumber pengorbanan dan menjadi pengorbanan terberat dan tersulit. Wallahu’alam